Friday, December 30, 2011

Museum-Museum Bersejarah di Kota Stockholm (Swedia)

1. Vasa Warship Museum
Kapal perang kerajaan Vasa, dibangun untuk Raja Gustavus Adolphus dari Swedia, terbalik hanya beberapa menit setelah meninggalkan Stockholm (Old Town) pada pelayaran pertamanya pada tanggal 10 Agustus 1628. Lebih dari 300 tahun kemudian, Vasa telah ydk beroperasi pada tahun 1961 dan dipamerkan di Museum Vasa di pusat Stockholm. Mengapa Vasa tenggelam? Vasa jelas memiliki faktor stabilitas dan pusat masalah gravitasi . Salah satu alasannya adalah Raja menginginkan senjata yg lebih di kapal ini daripada sesuai dengan rencana semula. Tidak melihat kemampuan daya tampung berat kapalini . Setelah tenggelam, sebagian besar meriam perunggu yang berharga ditemukan oleh para penyelam . Tahun 1961 kapal diangkat ke permukaan melalui ponton, dan dikirim ke dok kering. Sejak itu, konservasi kayu menjadi tantangan. Museum Vasa menyediakan wisata dan film dalam beberapa bahasa .
2. Swedish Army Museum in Stockholm
Museum Tentara Swedia, atau Armemuseum di Swedia adalah pameran sejarah militer di Swedia sejak Viking sampai saat ini . Menampilkan berbagai senjata, piala dan item lain yang berkaitan dengan tentara Swedia dan juga fokus pada dunia hiburan realistis dan perwakilan dari pertempuran besar dan tentara. Bendera dan piala tentara yg dikalahkan dipajang di departemen tertentu dari Museum Angkatan Darat Swedia. Bangunan itu sendiri dibangun pada tahun 1867 sebagai gudang artileri, tetapi sudah pada tahun 1877 untuk diubah menjadi sebuah museum artileri. Sejak 1932, Armemuseum Stockholm mewakili sejarah seluruh tentara Swedia.
3. Nordic Museum – Swedish traditions and trends
Museum Nordic (Nordiska Museet), terletak di Djurgården di pusat Stockholm, menampilkan sejarah budaya Swedia sejak abad ke-16 hingga saat ini. Koleksi yang ada meliputi sejumlah besar barang-barang seperti furnitur, pakaian, benda dan hal-hal yang mencerminkan periode 500 tahun. Museum didirikan pada tahun 1873 oleh Artur Hazelius (1833-1901), seorang profesor Swedia . Koleksi tersebut awalnya disebut Skandinavia Etnografi, Namanya diubah menjadi "Nordiska Museet" pada tahun 1880. Hazelius juga pendiri Skansen, Museum pertama yang terbuka bagi umum , didirikan pada 1891. Skansen terletak di depan Museum Nordik. Bangunan Museum ini selesai pada tahun 1907, awalnya akan dibangun 3x lebih besar dari bangunan aslinya . Ruang utama yg megah didominasi oleh scultpure besar Raja Gustav Vasa .
4. The Swedish Tobacco & Match Museum
Didirikan pada tahun 1938, Museum Tembakau & Match menunjukkan sejarah industri dan budaya tembakau Swedia . Bagian-bagian yang memoribilia dari beberapa ratusan tanaman tembakau yang beroperasi sebelum monopoli tembakau pada tahun 1915. Museum ini dijalankan dengan dukungan finansial dari perusahaan rokok Swedia AB, yang juga memiliki koleksi. Pameran dalam museum ini adalah desain dan manufaktur yg berumur lebih dari tiga abad. Contohnya pipa, korek api, cerutu, pisau dan wadah tembakau .
5. Museum of Wines & Spirits claMuseum Sejarah Wines & Spirits menampilkan sejarah sosial minuman beralkohol. Terletak di toko anggur (Vinlagret), alias Gröndstedt Istana, dirancang oleh arsitek Cyrillus Johansson pada tahun 1923. Gedung ini, sekarang terdaftar sebagai pusat perdagangan anggur Swedia . Anggur dari Swedia semua datang dengan baik setelah dibersihkan melalui pabean di dekatnya. Pengiriman melalui pintu selatan dan dibawa ke ruang bawah tanah penyimpanan Eropa terbesar bagian utara. Pada tahun-tahun terakhir dari 1950 AB Vin & Spritcentralen mulai mengumpulkan berbagai item sebelumnya yang terkait dengan perdagangan dalam anggur dan roh, untuk menghiasi apartemen ruang rapat di toko anggur. Secara bertahap ide menyajikan kisah alkohol di Swedia ditampilkan untuk pengunjung dari negara lain. Museum pertama dibuka pada tahun 1967 sebagai sebuah pameran menandai Jubilee AB Vin & Spritcentralen.
6. Stockholm Transport Museum separatStockholm Transport Museum , rumah ribuan benda seperti kendaraan, gambar, seragam, tiket dan banyak lagi menggambarkan sejarah transportasi lokal di Stockholm, terutama dari abad 1900 . Sebuah museum untuk benda segala usia, dengan instalasi interaktif, perpustakaan, kedai kopi dan tempat bermain.

Wednesday, December 28, 2011

Curug Malela, The Little Niagara

MENJELAJAH Cekungan Bandung dengan gunung-gunung di sekelilingnya memang tidak ada habis-habisnya. Satu objek terkunjungi, objek lain sudah gugupay mengundang untuk datang. Banyak lokasi wisata air terjun di sekitar Bandung sudah dikunjungi dan Curug Malela mengundang kepenasaran untuk menyambanginya. Curug Malela berada di Kampung Manglid, Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, berbatasan dengan Kabupaten Cianjur di barat laut Bandung. GPS menunjukkan posisi koordinat S07*00’38.1″ E107*12’22.0″ di atas batu tempat memandang keindahan curug itu. Seperti ditulis di banyak situs blog pribadi, situs pariwisata, atau situs resmi Perhutani, maupun Pemkab Bandung Barat, air terjun ini memang mengagumkan. Berdasarkan peta topografi, sungai yang jatuh sebagai Curug Malela setinggi lebih kurang 50 m dan lebar mencapai 70 m, adalah Cicurug. Toponimi sungai yang sesuai dengan sifat sungai ini yang banyak mempunyai air terjun. Hulu sungai berasal dari lereng utara Gunung Kendeng dengan bekas kaldera raksasanya yang berdiameter hampir 15 km. Dari gunung api yang terletak di sebelah barat Ciwidey yang telah mati ini mengalir jaringan Sungai Cidadap. Cidadap mengalir ke arah barat laut melalui Kecamatan Gununghalu menggerus rangkaian batuan keras yang umumnya berciri produk letusan gunung api tua. Aliran Cidadap setelah melewati utara Bunijaya, kemudian mengalir dengan pola rektangular, yaitu suatu pola aliran sungai yang berbelok-belok secara tajam, bahkan tegak lurus. Alirannya ke arah barat yang kemudian bernama Cicurug mulai memasuki relief sangat terjal di suatu dataran tinggi yang dulu dinamakan Plateau Rongga. Suatu keniscayaan bagi sungai yang mengalir di atas plateau untuk kemudian pola alirannya terganggu oleh air terjun yang bertingkat-tingkat. Itulah yang terjadi pada aliran Cicurug. Selain Curug Malela yang terbesar, ke arah hilir terdapat beberapa tingkat air terjun yang dinamakan Curug Katumiri dan Curug Ngebul, sebelum sungai ini bermuara ke Cisokan. Relief terjal Plateau Rongga memberikan medan terjal dengan lembah-lembah membentuk huruf V yang berkemiringan lebih dari 100% atau bersudut lebih dari 45 derajat. Itulah mengapa pengistilahan “dataran tinggi” menjadi kurang tepat karena jika kita menuju wilayah ini, kita akan menghadapi jalan yang turun naik berkelok-kelok. Di atas plateau ini ketika sungai-sungainya mengerosi daerah secara vertikal, lereng-lereng lembah selain menciptakan medan yang terbatas untuk dijelajahi, tapi dari sisi yang lain menciptakan lanskap yang memesona mata. Beberapa puncak plateau mencapai ketinggian di atas 1.000 m di atas muka laut rata-rata membuat udara pada Plateau Rongga umumnya sejuk. Tata guna lahan adalah perkebunan dan hutan. Sejak zaman Belanda, wilayah ini diperuntukkan bagi perkebunan teh yang sekarang dikelola oleh PTP Nusantara VIII Montaya. Batuan yang membuat relief menjadi terjal dan kasar itu adalah batu breksi dan konglomerat berumur Miosen Atas, kira-kira diendapkan pada lingkungan peralihan darat dan laut pada waktu 10 hingga 5 juta tahun yang lalu. Sumbernya diperkirakan beberapa gunung api purbakala di selatan Jawa Barat yang aktif pada masa itu. Jenis batuan ini yang di Curug Malela sendiri tampak berlapis-lapis, bersifat sangat keras. Kesan yang timbul dari kerasnya batuan dapat dilihat dari morfologi batuannya yang memperlihatkan dinding-dinding tegak yang licin. Itulah yang nampak pada dinding Curug Malela yang terlihat begitu kokoh dan anggun. Keanggunan air terjun yang dalam foto kecepatan rendah memberikan kesan seperti benang-benang sutra halus, tidak dimungkiri telah menawan hati dan pandangan mata siapa yang datang mengunjunginya. Jika hari tidak keburu gelap, kita akan seharian duduk tanpa bosan-bosannya menyaksikan fenomena alam yang luar biasa ini. Akan tetapi jangan ke Curug Malela jika Anda ingin berwisata! Bahan bacaan yang ada di situs-situs memang memberitakan keindahan Curug Malela. Bahkan sejak tahun 2006, beberapa media memuat pernyataan-pernyataan pejabat pariwisata yang memuji-muji potensi yang luar biasa ini. Kenyataannya, akses jalan yang seharusnya mulus menuju objek yang diunggulkan ini membuat pengendara frustrasi pada kunjungan pertama. Ketiadaan penunjuk arah sejak Kota Kecamatan Gununghalu membuat kita selalu bertanya kepada penduduk yang dilalui. Memang betul malu bertanya sesat di jalan, tapi kalau terlalu banyak bertanya karena ketiadaan penunjuk arah, pengelola daerahlah yang sesat di jalan birokrasinya. Jadi setelah banyak bertanya, jalan akan mengarahkan kita ke arah Bunijaya dan berbelok ke arah kanan di daerah yang dikenal sebagai Simpang Rongga. Jalan kemudian berkelok-kelok menyempit menanjak. Sekalipun beraspal baik, tapi lubang-lubang besar membuat kelancaran perjalanan terganggu. Di Kota Kecamatan Rongga, kita kembali dihadapkan pada persimpangan jalan dan terpaksa kembali bertanya. Jalan ke kiri yang diambil akan membawa kita ke daerah Kubang, Perkebunan teh Montaya. Jalan perkebunan asri yang diapit pohon-pohon mahoni dan damar membawa kita memasuki daerah perbukitan yang turun-naik berkelok-kelok pada jalan sempit. Beberapa kali kendaraan kita dapat langsung berhadapan pada kelokan sempit dengan kendaraan lain, atau terkejut ketika tiba-tiba pengendara ojek muncul di depan hidung kita dengan tiba-tiba. Perjalanan dari Gununghalu ke Kubang Montaya yang hanya berjarak kurang dari 20 km terpaksa harus ditempuh antara 1,5-2 jam perjalanan kendaraan roda empat, dengan banyak bertanya. Dari Simpang Kubang ke arah Cicadas kita akan didera jalan batu yang berlubang-lubang. Perlu waktu hampir satu jam menempuh jarak pendek tidak lebih dari 3 km itu. Sesampainya di Cicadas bukan berarti Curug Malela telah ada di depan kita. Jalan berikutnya berupa jalan perkebunan yang tidak dapat dilalui mobil biasa harus ditempuh dengan cara jalan kaki. Perlu waktu kira-kira satu jam untuk akhirnya mencapai Curug Malela setelah menuruni jalan setapak terjal dengan beberapa lereng hampir 70 derajat. Sangat melelahkan. Silakan bayangkan jalan kembali melalui rute yang sama. Sejak 2006 atau 2007, Pemerintah Kabupaten Bandung yang kemudian dilanjutkan oleh Bandung Barat telah menyatakan akan mengelola destinasi potensial ini. Hingga 2009 akses jalan kelihatannya sudah diperbaiki (sekalipun kembali berlubang-lubang), tetapi menyisakan hampir 5 km yang sangat menyiksa dan membuat frustrasi wisatawan. Persoalan yang dilontarkan sangatlah klasik, yaitu kekurangan anggaran dan menunggu investor! Dari sisi lingkungan, sebenarnya Curug Malela sangatlah rentan terhadap pencemaran. Jaringan hulu Cicurug yang berasal dari Cidadap melewati kota-kota kecamatan yang cukup padat, seperti Gununghalu dan Bunijaya. Sepanjang alirannya di wilayah permukiman Kecamatan Gununghalu, lembah Sungai Cidadap menjadi tempat pembuangan sampah, terutama dari rumah-rumah yang tumbuh di tepi sungai. Sampah-sampah itu terbawa aliran Cidadap untuk kemudian ikut jatuh di Curug Malela. Jangan heran jika di lereng-lereng bawah dekat air terjun itu kita akan mendapati tumpukan sampah-sampah plastik, sandal jepit, atau styrofoam. Itulah Curug Malela yang memberi berjuta pesona, tetapi sayang sekali tidak terkelola dengan baik, selain juga munculnya ancaman pencemaran sampah. Jadi kalau ingin berwisata, jangan ke Curug Malela, kecuali jiwa kepetualangan Anda yang terus memanggil karena pesona curug ini dapat mengalahkan hambatan aksesibilitas yang memprihatinkan.

Saturday, December 24, 2011

Wisata Guci

Objek Wisata Guci Berbatasan dengan Brebes dan Pekalongan Obyek Wisata Guci berada di kaki Gunung Slamet. Wisata Guci yang secara geografis masuk ke wilayah Kabupaten Tegal ini merupakan daerah subur yang berudara dingin. Suasana pegununungan sudah tampak ketika kita memasuki daerah kabupaten Tegal. Wisata Guci ini tepatnya berlokasi di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Sebelum memasuki obyek wisata pemandian air panas Guci itu akan kita lewati daerah subur dengan pemandangan sawah, perkebunan sayur dan bawang merah akan mendominasi sepanjang kanan dan kiri jalan yang kita lalui. Rasa tak sabar ingin merasakan air yang konon berkhasiat di Guci terhibur dengan pemandangan indah dan udara sejuk itu. Jalan raya menuju Objek Wisata Guci yang tidak terlalu ramai semakin merasuk ke dalam jiwa serta membangkitkan suasasa pedesaan nan damai.
Sekitar lima kilometer lagi menuju lokasi, tampak vila-vila atau pemondokan yang berjejer dipinggir disewakan untuk menampung para pengunjung yang ingin bermalam. Tegal tidak hanya dikenal dengan Gucinya, teh pocinya tidak boleh dilupakan untuk dicicipi. Rasanya kurang lengkap jika sudah sampai di Tegal tidak menghirup tehnya yang kental dan manis. Pocinya yang terbuat dari tanah liat menambah kenikmatan tersendiri.
Menurut mitos yang telah beredar selama ratusan tahun, air panas Guci adalah air yang diberikan Walisongo kepada orang yang mereka utus untuk menyiarkan agama Islam ke Jawa Tengah bagian barat di sekitar Tegal. Karena air itu ditempatkan di sebuah guci (poci), dan berkhasiat mendatangkan berkat, masyarakat menyebut lokasi pemberian air itu dengan nama Guci.(artikel Berbagai Sumber).Objek Wisata Indonesia Surga Dunia.

Situ Lengkong

Situ Lengkong Panjalu merupakan perpaduan antara objek wisata alat dan objek wisata budaya. Di objek wisata ini kita bisa menyaksikan indahnya danau (situ) yang berhawa sejuk dengan sebuah pulau terdapat di tengahnya yang disebut Nusa Larang. Di nusa ini terdapat Makam Hariang Kencana, putra dari Hariang Borosngora, Situ LengkongRaja Panjalu yang membuat Situ Lengkong pada masa beliau menjadi raja kerajaan Panjalu.
Untuk menghormati jasa para leluhur Panjalu, maka sampai saat ini warga keturunan Panjalu biasa melaksanakan semacam upacara adat yang disebut Nyangku. Acara ini dilaksanakan pada tiap-tiap bulan Maulud dengan jalan membersihkan Bumi Alitbenda-benda pusaka yang disimpan di sebuah tempat khusus (semacam musium) yang disebut Bumi Alit.
Kegiatan wisata yang bisa dilaksanakan di sini antara lain: berperahu mengelilingi nusa, memancing, camping, dan sebagainya. Objek wisata ini terletak di Desa/Kecamatan Panjalu dengan jarak kurang lebih 41 km dari kota Ciamis ke arat utara.

Goa Kiskendo

Goa Kiskendo terletak di desa Trayu, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Gua ini terletak 15 kilometer ke arah selatan dari Kota Kendal lewat kota Kaliwungu. Hawanya sejuk karena berada di daerah perbukitan. Begitu memasuki kawasan Gua Kiskendo, pengunjung bakal melihat pintu gerbang gua yang demikian lebar dan besar. Pada hari Sabtu dan Minggu biasanya ramai dikunjungi oleh muda mudi. Gua ini terbentuk selama berabad-abad akibat tetesan air yang turun kebawah. Disini ditemukan pula stagnit dan stalagtit. Kalau kita melangkah jauh kedalam, pada bagian ujung gua bakal dijumpai sungai yang mengalir, menembus perut bumi.
Terdapat larangan mandi di sungai, namun pada saat air tidak pasang banyak juga warga sekitar yang mandi disini. Airnya terasa sejuk dan menyegarkan. Setelah menyusuri jalan setapak yang berbatu, pengunjung mulai memasuki mulut goa yang cukup curam. goa-goa kecil seperti Goa Lawang, Goa Pertapaan, Goa Tulangan, Goa Kempul dan Goa Kampret. Mengalirnya anak sungai yang membentuk cekungan di dalam goa menambah sejuk dan indah suasananya. Cekungan anak sungai ini dikenal dengan sebutan Kedung Jagan.

Pulau Lengkuas, Paradise from Bangka Belitung

Pulau Lengkuas ini merupakan sebuah pulau yang berdekatan dengan objek wisata Pantai Tanjung Kelayang. Jarak tempuh dari Pantai Tanjung Kelayang menuju pulau tersebut dengan perahu mesin memakan waktu 30 menit. Objek wisata ini berada di Kecamatan ijuk. Pulau ini terkenal dengan mercusuar yang masih berdiri tegak, dibangun pada tahun 1882 oleh pemerintah Kolonial Belanda. Sampai saat ini mercusuar tersebut mesih berfungsi dengan baik sebagai penuntun lalu lintas kapal yang melewati atau keluar masuk Pulau Belitung.