Friday, March 23, 2012

sip-enhaii.blogspot.com: Welcome to Our Story

sip-enhaii.blogspot.com: Welcome to Our Story: Welcome to Our Story, adalah kata kata awal untuk memulai tulisan tulisan dari kami. silahkan share segala sesuatu mengenai pariwisata kepa...

Thursday, January 26, 2012

Pulau Bintan, Destinasi Wisata Dua Negara

Pantainya berpasir putih dengan hamparan laut seputih kristal. Pulau Bintan menjadi destinasi wisata karena menyimpan pesona alam yang indah dan sejarahnya. Portugis, Belanda, dan Inggris pernah bertarung untuk Bintan di abad 18. Sebagai tujuan wisata, bukan hanya orang Indonesia yang berkunjung ke sini, pelancong Singapura pun banyak yang ingin menikmati eksotika alam Pulau Bintan. Apalagi lokasinya cukup berdekatan dan diketahui bersama bahwa Bintan, dibangun bersama antara Indonesia dan Singapura. Bintan adalah pulau terbesar di Kepulauan Riau yang terdiri dari hampir 3.000 pulau besar dan kecil. Lokasinya terbentang di seberang Singapura dan Johor Baru, Malaysia. Pulau ini melebar dari Malaka ke Laut Cina Selatan. Tanjung Pinang merupakan ibu kota provinsi ini, terletak di pantai barat selatan Bintan. Letak Bintan sangat strategis, di semenanjung selatan Malaysia di mulut Selat Malaka, kepulauan Riau. Dahulu pada abad pertama masehi, merupakan tempat favorit bagi kapal-kapal dagang India dan Cina. Bintan Resor merupakan tujuan wisata populer di Pulau Bintan. Destinasi wisata ini, berupa pantai yang spektakuler di utara pulau dengan luas 23,000 hektar di atas pasir putih yang menghadap ke Laut Cina Selatan. Sejauh ini, sekitar 3.000 hektar dilaporkan telah dikembangkan di empat wilayah dengan nama Nirwana Gardens, Laguna Bintan, Ria Bintan dan Bintan Lagoon. Pulau ini juga tidak kalah menarik dibanding Tanjung Pinang dan Penyengat, yang menawarkan kesempatan untuk surfing, bertualang dan ekowisata untuk pelajar dan keluarga, tapi juga ideal untuk bersantai dan memanjakan diri. Sementara, bagi mereka yang suka menyelam kepulauan Anambas di Laut Cina Selatan menawarkan lokasi menyelam yang masih alami, dapat dijangkau dari bandara Tanjung Pinang. Sedangkan kepulauan Natuna dapat dijangkau dari Batam.

Monday, January 16, 2012

Foto-Foto Unik Jakarta

Peta Jakarta jaman dulu
Tanjung Priok 1935
Stasiun Kota 1929
Salemba 1880
Jalan Gunung Sahari
Jalan Hayam Wuruk
Jalan Jatibaru Tanah Abang
Jatinegara
Petamburan Tanah Abang
Harmoni

Foto-Foto Unik Indonesia Tempo Dulu – Jaman Hindia Belanda

Saat ini kita hidup di jaman yang serba modern yang menyajikan beraneka macam teknologi yang memudahkan kita dalam melakukan aktifitas sehari hari, kita bisa dengan mudah pergi ke tempat lain yang berkilo-kilo dengan adanya beraneka macam kendaraan, kita bisa berkomunikasi dengan orang tanpa harus bertemu langsung dengan ponsel yang semakin lama semakin canggih, dan masih buanyak lagi. Nah kira kira seperti apa ya keadaan di Indonesia tempo dulu sekali ketika masih dalam Pemerintahan Hindia Belanda alias jaman Kompeni dulu. di bawah kami sajikan beberapa foto unik indonesia tempo dulu yang bersumber dari eocommunity.com, selamat menikmati. 1. Topeng monyet indonesia tempo dulu
2. Sekolah menengah kartini jakarta tempo dulu tahun 1950 an
3. Sekolah menengah kartini Malang tempo dulu tahun 1930
4. Polisi lalu linta jaman tempo dulu indonesia
5. Pak pos pengantar surat indonesia tempo dulu
6. Mobil pemadam kebakaran indonesia tempo dulu tahun 1938
7. minuman beer tempo dulu
8. masjid demak jaman hindia belanda tempo dulu
9. jembatan serayu wonosobo tempo dulu indonesia
10. atraksi pit sepeda kebo indonesia tempo dulu
11. aparat penegak hukum jaman kompeni

Foto-foto Bandung Tempo Doeloe

1. Foto perempatan jalan A.Yani dan Jalan Riau (Martadinata) pada tahun 1920.
2. Jalan Riau pada tahun 1917.
3. Alun-alun Bandung pada tahun 1938.
4. Jalan Asia Afrika pada tahun 1920
5. Jalan Braga pada tahun 1911
6. Kampus ITB pada tahun 1920
7. Kologdom (markas militer) pada tahun 1923
8. Jalan antara Kopo dan Ciwidey pada tahun 1880
9. Masjid Agung dan alun-alun Bandung pada tahun 1890
10. Seputar GOR Saparua pada tahun 1930
11. Taman Balaikota pada tahun 1920